Laman

Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 14 Februari 2013

THE THIRD DAY IN ‘PKL’


Ini hari kedua aku masuk di kawasan Industri KS, tapi sebenarnya menjadi hari ketiga aku PKL. Aku membuat cerita ini setelah pulang dari kerja. Pukul 05.11 aku di depan laptop dan menulis kalimat ini.

Pagi tadi (06/02) aku bisa bangun sebelum jam 05.00. sholat subuh dan ngaji Alhamdulillah masih dapat kulakukan. Bedanya, sebelum sholat aku mandi dulu, ya karena takut di-antre-in. pasalnya aku tidaur di rumah keluarga yang berjumlah 5 kepala, sementara 1 kamar mandi available. Syukur,  keluar kamar mandi, tak ada yang menungguku di balik pintu.

Sekitar jam 6 aku keluar kamarku. Tentunya, udah beresin tempat tidur dan siap-siap dong. Pas buka pintu, Ibu (ku panggil itu, karena dia ku anggap sebagai Ibu pengganti, nama aslinya Bu Erna. Dia yang ngurusin masuk-keluarnya siswa PKL) bilang: “Said, itu nasinya dimakan. Suadah disiapin dari tadi. Tehnya juga segera diminum, nanti dingin”. “Iya Bu. Ibu udah makan? Bapak, A’ Iman, dan teteh gimana?”, jawabku. “Udah semua, A’ Iman juga udah berangkat ke kantor.”

Tanpa pikir panjang – karena  Ibu bilang kalau tidak dimakan, nanti dibuang, akan sangat menyayangkan sekali! – langsung kuambil nasi goreng yang berwarna kunig kemerahan (enak tapi lumayan makan minyak, hehe). Setelah itu, kusantap secangkir teh dingin milikku. Aku tak lupa akan kebaikan orang lain, sehingga aku harus balas budi walau sebatas cuci piring bekas makan dan gelasnya. Padahal Ibu ngomel-ngomel melarangku, tapi aku tetap saja rayu biar aku bisa melakukan kebaikan.

“Said, mau cuci baju sekalian gak?, Tanya Ibu. Aku mikir kalau tidak nyuci sekarang, kapan lagi dan dimana aku bisa nyuci baju karena aku tak menemukan tukang “laundry” di sekitar rumah Ibu. Ku jawab “Ya Bu. Nanti Said sendiri yang nyuci”. Lepas masukan baju ke mesin cuci, kulihat jam sudah mukulin 07.30, artinya aku harus sudah siap di depan jalan (depan SMA Al-Azhar).

Sudahlah aku keluar rumah menuju PUSDIKLAT KS. Bajunya Ibu yang ngurus dan Ibu tidak berangkat barenga dengan aku karena ada urusan dulu, katanya. Tiba di jalan, aku dipanggil Teteh (ku belum tahu namanya, sehingga Ku panggil “Teteh” saja). “Ayo bareng saja, mau ke PUSDIKLAT kan? Aku mau kea rah sana juga. Aku mau beli nasi uduk.” Merasa segan menolak, aku paksakan “Iya, teh”. “kamu di depan ya. Biar ku bawakan 2 helm mu (helmku 1 dan 1 lagi milik Fachri Cahyana). Bisa kan bawanya?” aku hanya bisa menjawab : “Iya, teh”. Akhirnya aku naik motor vario abu-abu dan aku di depannya. Aku anggap dia sebagai kakakku kok (jangan ngiri ya…haha).
“Makasih ya teh”, ucapku dengan lembut. “Iya”, jwabnya dengan nada sedikit keras (keluarnya kelelakiannya, maaf ya teh…) Ini mah Cuma realita, hahai…

Wah, kesel sih tapi biasa aja ah. Ku datang di ruang training seperti kemarin. Aku berdiri tanpa tempat duduk. Entah kemana beberapa kursinya hingga aku dan teman-teman tak bisa duduk, bahkan ada yang di luar. Agendanya adalah pembagian buku laporan PKL dan kartu ID. Aku tunggu suara “Ahmad Said UII….” Hingga lama tak kunjung datang. 60 menit lebih aku keluar ruangan dan duduk di teras. Ibu datang menghampiri dan ternyata membawakan buku laporan PKL dan ID Card yang tak kusangka. seperti tamu istimewa saja, ucapku dalam hati.

Yang grade keselnya meningkat itu kala menunggu kertas presensi kerjaku. Di depan ruangan Ibu, aku, Fachri, dan teman-temanku (dari UMS) menuggu hingga 2 jam. Lelah, letih, jemu, dan penat karena dalam gantungan ‘panggilan’. Akhirnya Ibu datang dan bilang: “Kamu dan Fachri udah ditunggu loh sama Bu Elly (koor training PBS, nanti ku kasih tau selanjutnya), dekat pa satpam”. “Iya Bu, makasih.” (Maaf ada yang kupotong karena aku sudah lelah menulis dan magrib datang. Itu cerita aku keluar mencari minum dan pulsa)

Alhamdulillah ternyata Bu Elly baru saja sampai di PUSDIKLAT dan masih dalam mobil jemputan KS. Aku dilambaikan tangan olehnya seolah memanggil namaku. Langsung kubuka pintu mobilnya dan kami masuk.

Ah, ini rupanya tampatku bekerja nanti, di PBS. Awalnya aku di bagian QC, tapi alatnya sedang rusak jadi ganti tempat deh, capek gak ya… sudah masuk di dalam, aku malah disuruh nunggu karena sedang jam istirahat. Bayangkan atu pikirkan deh, kami harus nunggu dari jam 10.30 hingga 13.30 tanpa kerjaan. Kita seolah-olah ditelantarkan.  

(Di sini aku lanjutin nulis setelah sholat maghrib, makan, dan cuci piring)
Mau muter-muter pabrik juga capek, karena sudah di lantai 2. Ya sudah akhirnya berdiam diri di sofa berdua (sama siapa ya…coba tebak! Kalau benar, dapet traktiran darinya. Mau?) sampai pukul 12.00 kami memutuskan untuk makan dulu di kantin, terus sholat, dan qoilulah (tidur siang). Tepat pukul 13.20 kami turun dari masjid dan menuju kamar mandi sebelum kembali ke tempat semula. Lewat 10 menit dari 13.30, kami sampai di sofa. Antara untung dan rugi. Untungnya kami belum terlambat, tapi rugi sekali kami seolah dibohongi dalam hal waktu dan materi. Hanya 60 menit kurang, materi yang kami dapatkan (6 dari POLINEMA dan 2 dari UII). 

Langsung cerita pulangnya aja yah. Aku kan lum tau pulang nanti pakai apa, ya Tanya-tanya katanya pakai bis jemputan. Sip, setengah 5 sore bis KS 06 jemputan karyawan depan DR datang. Aku pun siap memburunya. Betul juga dan sampailah di tempat yang disebut terminal, padahal sih lapangan kosong tempat bis KS berkumpul aja (ya mungkin begitu..). Nah inilah satu kenanganku. Awalnya, aku Tanya ke satu supir bis : “pak, mana bis yang ke Al-Azhar ya?”. Dibilang no 29 atau 28. Kutemukan bis KS 29 dan kutanya: “Pak. Ini ke arah Al-Azhar gak?” “SMA Al-Azhar ya? No 23 mas. Carii aja!” langsung kucari KS 23 dan bis itu sudah mau melaju karena sudah berbalik arah. Aku melambai-lambaikan tangan (kaya lagi tampil di “Dunia Lain” aja). Kudapatkan mobilnya walau aku hanya duduk dengan kaki kiri di tangga atas (bayangin aja ya dari sekarang…).

Pelajaran yang ada hari ini adalah Percaya pada Allah dan Diri sendiri. Kalau ada usaha, InsyaAllah apa yang diinginkan akan berhasil. Mencoba sesuatu walau itu hal baru, InsyaAllah aku akan tahu jawabannya, sehingga tidak menjadi orang yang diGANTUNG. Kata pepatah Arabnya sih: “Jarrib wa laahidz takun ‘aarifan” (cobalah, niscaya kau akan mengerti). Sampai jumpa hari berikutnya. (Maap seleasainya Hari ke-4 aku PKL). Pkl 21:36 WIB (07/02/2013).    
 

Tidak ada komentar: