Laman

Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 17 Mei 2014

Ujian Nasional, Dilema Antara Jujur Atau Curang


Berita kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) akhir-akhir ini menghiasi pemberitaan di tanah air. Menurut Humas Kemendikbud RI, pada hari pertama pelaksanaan UN tanggal 16 April 2012, posko UN telah menerima 254 pengaduan. Aduan yang dilaporkan ke posko UN terkait dengan bocornya soal dan kunci jawaban UN. Realitas pelaksanaan UN yang penuh dengan kecurangan dalam segala bentuknya, mengindikasikan terjadinya krisis moralitas dan rasa percaya diri di kalangan siswa dan siswi Indonesia.

Moral terutama sikap jujur, sebenarnya telah ditanamkan sejak siswa dan siswi duduk di bangku Sekolah Dasar, bahkan sebelum para pelajar tersebut duduk di bangku sekolah, telah diajarkan oleh orang tuanya untuk berlaku jujur. Secara formal, terdapat mata pelajaran yang secara khusus mengajarkan pelajar untuk berlaku jujur. Pendidikan Pancasila merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan kepada para pelajar untuk bersikap jujur. Mata pelajaran lainnya pun banyak yang menekankan pentingnya berlaku jujur seperti mata pelajaran agama. Pada dasarnya agama manapun mengajarkan penganutnya untuk berbuat baik, bersikap jujur.

UN pada dasarnya merupakan bentuk ujian nyata kepada para siswa dan siswi sekolah atas materi-materi yang diajarkan dalam mata pelajaran pancasila dan agama. Berhasil atau gagal pelajaran pancasila dan agama, dapat dilihat dalam pelaksanaan UN.

Terlepas dari isu pro-kontra pelaksanaan UN, UN merupakan salah satu parameter menguji keberhasilan proses belajar-mengajar yang dilakukan di sekolah. Dalam perkembangannya UN mendapat kritik dari berbagai pihak. Namun ibarat kalimat yang menyatakan “tidak perlu memenggal kepala untuk mengobati rasa pusing” adalah betul, yang merefleksikan pendapat menghapus UN. Tidak perlu dihapus, yang ada adalah perlunya pengawasan dari diri sendiri yang lebih. Karena yang paling berhak dan efektif adalah self control. Bekal kejujuran telah menggunung semenjak berada di SD.

Untuk memperbaiki sistem pendidikan dan menghilangkan kebiasaan bertindak curang dalam UN setiap pribadi perlu memasang kamera kejujuran. Hal ini tentu dimulai dari pendidik yang menjadi teladan yang kemudian ditulaarkan ke peserta didiknya. Seorang pedidik akan meniru sikap pendidiknya dalam berbuat sesuatu, namun pedidik juga perlu menananmkan pemaksaan dalam diri untuk jujur dalam segala hal. Termasuk tidak menerima jawaban soal UN dari siapapun demi terjaganya moral dan nama baik diri dan sekolah.


soal Kimia Koordinasi


1. Terangkan defenisi/istilah dibawah ini.
a. Senyawa komplek
b. Ligand
c. Bilangan koordinasi
d. Kation logam transisi
e. Chelat
f. Asam lewis dan basa lewis

2. Lengkapi pertanyaan untuk senyawa komplek berikut:
a. Nama senyawa komplek adalah tris-(etilendiamin) kromium (III) klorida
Tentukan ligan yang mengikat atom pusat:……….
Tentukan bilangan koordinasi…….
Tentukan jumlah Muatan anion atau kation kompleks : ……..
Tentukan rumus senyawa komplek tersebut:….
Tentukan struktur geometri atau gambarkan senyawa komplek tersebut

b. Rumus senyawa komplek adalah [Pt(en)2Cl2](NO3)2
Tentukan ligan yang mengikat atom pusat:……….
Tentukan bilangan koordinasi…….
Tentukan jumlah Muatan anion atau kation kompleks : ……..
Tentukan nama senyawa komplek tersebut:….
Tentukan struktur geometri atau gambarkan senyawa komplek tersebut

3. Tentukan isomer geometri senyawa berikut
a. [Cr(H2O)4Cl2]+
b. [Co(CN)5(NC)]3–


4. Gambarkan struktur isomer fac dan mer untuk senyawa triamminetrichlorocobalt(III)


5. Tentukan konfigurasi elektronik untuk unsure Co3+ dan terangkan pengisian hybridisasi senyawa Co(F)63- serta buat struktur geometrinya

6. K3[Fe(CN)6]
Terdiri dari kation sederhana (3 ion K+) dan anion kompleks ([Fe(CN)6]-3)
Bilangan koordinasi =
Muatan anion kompleks =
Muatan ligan =
Muatan kation logam transisi =
Nama senyawa =

7. Sebutkan nama ligand dibawah ini
F-
O2-
OH-
CN-
C2O42-
CO32-
CH3COO-


8. . Terangkan posisi pengisian electron pada senyawa octahedral yang memilki high spin dan low spin dengan contoh d6
9. sebutkan nama senyawa kompleks dibawah ini
1. Co(phen)2Cl2
2. K3[Fe(C2O4)3]•3H2O

10. Gambarkan bentuk isomer optic dari [Co(en)2Cl2]+

Soal Responsi Praktikum Fisika Dasar (L3-Daya hantar Larutan)


1. Bagaimana cara membuat larutan CuS04 60% 120ml dari larutan induk dengan konsentrasi 100% ?
2. Daya hantar larutan CuS04 80% sebesar 5.10-3 ohm-1. Hitunglah daya hantar jenisnya bila diketahui luas elektroda 4,5 cm2 , jari-jari permukaan tabung 0,625 cm dan volume larutan 100ml !
3. Berapakah nilai R1 yang harus terpasang bila Y larutan CuSO4¬ = 4,52.10-3 ohm-1 dan R2 = 76 ohm?
4. Sebutkan 6 macam alat yang digunakan dalam percobaan L3 dan apa fungsinya?
5. Jelaskan bagaimana langkah percobaan daya hantar larutan elektrolit!

B. Bandul Matematis (M1)
1. Jelaskan bagaimana langkah percobaan bandul matematis!
2. Apa yang dimaksud dengan ayunan atau bandul matematis dan bagaimana cara menentukan percepatan gravitasi dari asas tersebut?
3. Suatu percobaan bandul matematis memberikan hasil berikut:
Panjang tali (L) Percepatan gravitasi (g)
10 cm 8,30 m/s2
20 cm 9,40 m/s2
30 cm 8,90 m/s2
Berapakah nilai percepatan gravitasi yang sebenarnya? (menggunakan ralat langsung)
4. Berapakah waktu yang diperlukan suatu bandul yang memiliki panjang tali 20 cm untuk satu kali putaran penuh di suatu tempat dengan g= 9,3 m/s2 ?
5. Bagaimanakah hubungan antara panjang tali dan periode suatu bandul dalam percobaan bandul matematis? Apa alasannya?






Kunci Jawaban
A. Daya hanta larutan elektrolit (L3)
1. Cara membuatnya dengan langkah berikut:
a. Menyediakan larutan induk 100%
b. Menghitung volume larutan induk yang akan diambil denga persamaan
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 100% = 120ml . 60%
V1 = 72ml
c. Mengambil larutan induk 100% sebanyak 72ml dan dimasukkan ke dalam gelas beaker
d. Menambahkan akuades sebanyak 48ml (120ml-72ml) ke dalam gelas beaker yang telah berisi larutan induk

2. Daya hantar jenis = (Ae/L) . Y = (Ae . At / Vt) . Y
= (4,5 . (3,14 . 0,625 . 0,625)/100) . 5.10-3)
= 2,759 . 10-4 cm.ohm-1

3. Y = R2 / (R1 . R3) ; nilai R3 = 100 – 76 = 24 ohm
R1 = R2 / (Y. R3)
= 76 / (4,52.10-3 . 24)
= 700 ohm

4. Alat-alat yang digunakan:
a. Rangkaian Jembatan Wheatstone : untuk mencari nilai hambatan listrik, R1 dan R2
b. Gelas ukur : mengukur volume larutan CuSO4 dan akuades
c. Gelas beaker : menampung larutan CuSO4 dan akuades, tempat percampuran larutan
d. Jangka sorong : mengukur diameter tabung dan elektroda
e. Corong : mempermudah penuangan larutan dan akuades
f. Multimeter : mengukur nilai hambatan R1
g. Bejana U : menampung larutan CuSO4 untuk dihubungkan dengan aliran listrik

5. Langkah percobaan:
a. Merangkai jembatan wheatstone
b. Membuat larutan CuSO4 100% sebanyak 80 ml atau sampai elektroda tercelup
c. Menuangkan larutan ke dalam bejana U
d. Memasang elektroda di kedua ujung bejana U
e. Menghubungkan kabel jumper ke kedua elektroda
f. Menyalakan aliran listrik
g. Mengatur galvanometer hingga menunjukkan angka Nol dengan memutar R2
h. Mencatat nilai R2 dan diulang 2 kali (3kali pengukuran)
i. Menghitung nilai R3
j. Mengukur nilai R1
k. Menghitung daya hantar larutan dan daya hantar jenis

B. Bandul Matematis (M1)
1. Langkah-langkah percobaan:
a. Mengukur panjang tali 10 cm
b. Menarik bandul hingga sudut simpangan tali sebesar ¬+ 200
c. Mengayunkan bandul hingga 20 periode
d. Mencatat waktu yang diperlukan selama 20 periode
e. Mengukur panjang tali akhir dan mencatat hasilnya
f. Mengulanginya sebanyak 2 kali
g. Mengulangi langkah 1 dengan panjang tali 20 cm, 30cm, 40cm, 50cm, 60cm, 80cm, 90cm, dan 100cm.
h. Menghitung nilai percepatan gravitasi masing-masing panjang tali

2. Bandul matematis adalah suatu benda yang digantungkan pada suatu titik tetap dengan tali penggantung tak bermasssa (massanya diabaikan). Dengan asas bandul matematis, percepatan gravitasi dapat ditentukan dengan hubungan:
T = 2 phi (akar dari L/g), sehingga
g = (4 . phi kuadrat . L) / T2

3. Dengan perhitungan ralat langsung:
Panjang tali (L) Percepatan gravitasi (g) Deviasi Deviasi mutlak
10 cm 8,30 m/s2 -0,57 0,57
20 cm 9,40 m/s2 0,53 0,53
30 cm 8,90 m/s2 0,03 0,03
Rata-rata 8,87 m/s2 -0,003 1,13

Sehingga nilai percepatan gravitas sebenarnya, g = 8,87 + 1,13 m/s2

4. T = 2 phi (akar dari L/g)
= 2 phi (akar dari 0,2 m / 9,3 m/s2)
= 0,921 sekon

5. Semakin panjang tali dari suatu bandul, semakin tinggi nilai periodenya. Hal ini disebabkan oleh jarak antara bandul dengan pusat yang semakin jauh.

Review : Kimia Komputasi

CALCULATION OF DESCRIPTOR WITH ANION SALTS:
QUANTITATIVE STRUCTURE-ACTIVITY RELATIONSHIP ANALYSIS OF ANTIMALARIAL 1,10-PHENANTHROLINE DERIVATIVES COMPOUNDS




REVIEW JURNAL
(tugas Kimia Komputasi)



Disusunoleh:
Ahmad Said 10612036
Ahmad Safarudin 106120






PRODI ILMU KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEENGETAHUN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2013
TujuanPenelitian
Berusahamenemukanantimalariabaruuntukmelawanparasit yang resistentersebutdenganmelibatkan anion garamturunan 1,10-fenantrolin dalamperhitungandeskriptordengancaramengikatkansecarakovalendengankationgaramnya.

LangkahKerja
1. Menghitungdeskriptordenganmetode semi empirik PM3
Setiapsenyawa yang digunakansebagaibahanpenelitiandibuatstrukturtigadimensidenganpaket program HyperChem. Selanjutnyadilakukanoptimasistrukturgeometriuntukmemperolehkonformasistruktur yang lebihstabilmenggunakanmetode semi empirik PM3. OptimasistrukturdilakukanmenggunakanmetodeoptimasialgoritmaPolak-Ribiereataumetodegradiensekawan, dengannilai RMS =0,001 kkal/(Å.mol). Setelahdiperolehstruktur palingstabildilakukanperhitungan single point untukpencatatan data perhitungan yang dilihatdalam filerekaman (file log). Parameter yang digunakanadalahparameter elektronikberupamuatanbersih atom, momendipole, energi LUMO, energi HOMO, polarisabilitasdanlog P. Struktursenyawagaramturunan 1,10-fenantrolinsebagaibahanpenelitiandihitungdengan 2 carayaitudenganmelibatkankanter ion garamdantidakmelibatkankanter ion garam.

2.Analisispersamaan HKSA menggunakanmetoderegresi linear
Variabeltakbebasdalampenelitianiniadalahaktivitasantimalaria (IC50)hasileksperimen,sedangkanvariabelbebas yang digunakanadalahberupa:muatanbersih atom, momen dipole, energi LUMO,energi HOMO, polarisabilitasdan log P. Semuavariable dianalisismenggunakanregresimultilinearmetodebackward untukmengetahuiurutanvariabelbebasmanayang berpengaruhterhadapaktivitassenyawa. Hasil yang diperolehberupapersamaan HKSA besertanilaiparameter statistiksepertinilai r, r2dan F. Selainparameter statistiktersebut, darihasilperhitunganjugadiperolehnilaitetapandannilaikoefisiensetiapvariable bebas yang terlibatdalampersamaanyang dihasilkan.Nilaikoefisien yang diperolehdigunakanuntukmenghitungaktivitasantimalariateoritis. Selanjutnyadilakukanperhitungannilai PRESS untukmengetahuikualitasdankemampuanprediksidaripersamaan yang
dihasilkan.
PRESS =∑_i^n▒(log⁡〖IC50 ekperimen 〗–log⁡〖IC50 prediksi〗 )^2

Deskriptor yang digunakan
Padapenelitianini, descriptor-deskripto yang digunakanadalahsebagaiberikut:
Muatanbersih atom
Momendipole
Energi LUMO
Energi HOMO
Polarisabilitas
log P

PersamaanAktivitas HasilPerhitungan

Persamaanaktivitasantimalaria dari senyawaturunan 1,10-fenantrolin yang telahdidesainadalahsebagaiberikut :
ln 1/IC50= 15,29 – (12,399)qC2 + (106,149)qC5 + (71,572)qC6 + (82,445)qC7 – (4,801)qC8+ (73,828)qN10 – (34,446)qC12 – (6,020)E.LUMO– (0,033)polarisabilitas – (0,283)logP

denganharga:
n=16; r = 0,998; r2= 0,996; Fhit/Ftab= 44,69; SE=0,146;danPRESS = 0,095.


Review : Kimia Organik Fisik (KOF)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Arah Reaksi

1. Pengaruh Temperatur

Jika temperatur sistem dinaikkan, maka reaksi sistem menurunkan temperatur, kesetimbangan akan bergeser ke reaksi yang menyerap kalor (reaksi endoterm). Sebaliknya jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi eksoterm. Misalnya, reaksi pembentukan NO2 dari N2O4 berikut:
N2O4(g)----> 2NO2(g) delta H = +58 kJ. (proses endotermik)
Jika temperatur dinaikkan, maka pada proses endotermik akan menyerap panas dari lingkungan sehingga membentuk molekul NO2 dari N2O4.

2. Pengaruh Konsentrasi
jika konsentrasi salah satu komponen tersebut diperbesar, maka reaksi sistem akan mengurangi komponen tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu komponen diperkecil, maka reaksi sistem adalah menambah komponen itu.

3. Pengaruh Tekanan dan Volume
Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan membuat sistem bereaksi dengan mengurangi tekanan. Tekanan gas bergantung pada jumlah molekul. Oleh karena itu, untuk mengurangi tekanan, reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koefisien reaksinya lebih kecil. Sebaliknya, jika tekanan dikurangi dengan cara memperbesar volume, maka sistem akan bereaksi dengan menambah tekanan. Reaksi akan bergeser ke arah yang jumlah koefisien reaksinya lebih besar.

SELEKTIVITAS PRODUK
Selektivitas hasil reaksi dipengaruhi oleh segi kiral di dalam substrat, reagen, katalisator atau lingkungan dari suatu reaksi. Enantioselectivitas yang lebih spesifik dan diastereoselectivitas biasa digunakan di dalam situasi-situasi yang sesuai. Faktor stereoelektronik berpengaruh pada adisi dari reagen nukleofilik ke grup karbonil, terutama aldehid dan keton.

TERMODINAMIKA REAKSI
Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energy dengan kerja suatu system. Energy bebas yang dihasilkan memiliki 2 besaran, yaitu entalpi dan entropi, dengan persamaan umuum energy bebas Gibbs sebagai berikut:

Dalam senyawa kompleks, terdapat reaksi substitusi ligan. Kestabilan dan kecenderungan dan untuk beraksi menggunakan sifat termodinamika. Akan tetapi, spesi yang tidak stabil secara termodinamika tidak berarti reaktif secara kimia termodinamika (spesi yang konstanta pembenrtukannya besar) tidak selalu reaktif.

REAKSI SUBSTITUSI
Di dalam reaksi susbtitusi, gugus fuungsi suatu senyawa akan digantikan oleh gugus fungsi lain yang lebih kuat. Ada tiga tipe reaksi, yaitu nukleofilik, substitusi elektrofilik atau susbtitusi radikal. Substitusi nukleofilik dapat berlangsung melalui 2 mekanisme, yaitu Reaksi SN1 dan SN2.
Reaksi SN1 berlangsung dalam 2 tahap. Tahap pertama, gugus pergi akan lepas dan membentuk karbokation. Kemudian diikuti reaksi yang sangat cepat dengan nukleofil. Sementara itu, dalam mekanisme SN2, nukleofil akan melewati keadaan transisi yang memiliki energy potensial lebih tinggi dibandingkan dengan energy dari pereaksi ataupun produknya. Kedua mekanisme ini berbeda pada hasil stereokimianya.

REAKSI ELIMINASI DAN ADISI
Reaksi adisi dan eliminasi merupakan suatu reaksi yang mengubah jumlah substituent dalam atom karbon dan membentuk ikatan kovalen. Reaksi adisi hanya dapat terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap seperti alkena dan alkuna, yang dapat bereaksi dengan hydrogen, halogen, maupun asam halide (HX).
Berlawanan denga adisi, Pada reaksi eliminasi molekul senyawa yang berikatan tunggal (ikatan jenuh) berubah menjadi senyawa berikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dengan melepaskan molekul yang kecil. Beberapa macam tipe reaksi eliminasi:
a. Reaksi dehidrogenasi (pelepasan Hidrogen)
b. Reaksi dehidrasi (pelepasan air)
c. Reaksi dehidrohalogenasi










Rabu, 07 Mei 2014

Pelajaran Hari Ini #0001

Setiap hari alangkah baiknya bila kita mengambil pelajaran hidup. Untuk apa? Untuk menjadi motivasi dalam hidup kita, agar kita tidak cepat menyerah dan putus asa.
Hari ini pelajarannya yang kudapat adalah:

Menghadapi masalah apa pun itu harus diatasi dengan mengendalikan diri. Usahakan dalam kondisi tenang, tidak panik/emosional, dan senantiasa memperbanyak dzikir dan doa.
(Aa Gym)

Pelajaran ini mungkin bukanlah pelajaran yang baru, tetapi adalah yang telah berlalu dan berulang-ulang. Mengingat untuk kembali tegak dan selalu tegak.

Bismillah! Semoga hari ini lebih, besok akan lebih baik. Amiin. :-)