Laman

Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 21 Juni 2013

Belajar Bahasa Arab Lagi



“Alhamdulillah, senang sekali rasanya. Malam minggu kali ini saya tidak lagi di asrama, tetapi kembali di kampus. Iya dong, pasalnya saya sudah berpaling dari belajar bahasa Arab bersama setelah kejadian yang menimpa. Bersyukur sekali, munajat ini dapat terkabul”. Begitulah Dhani berkata seraya curhat kepada sang Maha Pencipta.

Awalnya, dia lupa kalau malam ini hari Sabtu alias malam  Minggu. Lalu, seseorang mengirim pesan kepadanya yang bertuliskan: “Masuk atau libur nanti malam”. Begitulah pesan singkat yang terkesan bahwa orang tersebut sedang bête atau  kesal, namun terlepas dari kesannya, pesan itu mengingatkan Dhani akan ASC (Arabic Study Club). Dia tunggu beberapa menit balasan dari teman pengajar setelah mengirimkan pesan kepadanya, namun tak ada balasan. Lalu, dia putuskan membalas pesan tadi: “Iya, nanti masuk jam 7.15 Insya Alloh”. Sekilas pesan itu terbalas: “Apa tidak kemalaman”. Dan Dhani pun membalik memberi jawaban : “Oh kemalaman ya, berarti jam 6.30 nanti di unit XIX”.

Antara bahagia dan murung. Itulah perasaan yang dirasakan si pemuda berpostur medium saat akan berangkat. Belum ada teman dan motor untuk menemaninya ke kampus. Teringat, seseorang yang sedang menjaga perpus di asrama. Langsung saja ia kirimkan SMS kepadanya yang berisikan permintaan tolong. Bersyukur, Alloh mengizinkan dan mengirimkan seseorang untuk menemaninya. Ya! Itu dia sang penjaga perpus asrama, Dimas.

Maghrib pun tiba, mereka memutuskan baru berangkat setelah sholat. Dengan sebuah motor yang kuncinya masih ada pada Dhani, mereka pun berangkat menuju kampus. Setiba di kampus, masalah tetap ada, yakni terkait ruangan. Beruntung ada pak satpam yang kenal dekaat dengan Dhani, Pak Wan namanya. Ia mau mengerti kalau acara belajar bahasa Arab ini adalah rutinitas mingguan. Dengan melebarkan bibirnya, Dhani pun pergi membawa kunci ruangan di unit XIX. “Senangnya, Allah emang baik..”

Pukul 18.45 Dhani baru tiba di depan ruang XIX. Ruangan masih gelap dan tak ada seorang pun di luar kelas. Dhani masuk dan menyalakan lampu. “Hah..!” seolah kaget karena Muslim tiba-tiba berada di depan muka ketika Dhani membalikkan wajahnya. Kemudian, lima menit berikutnya datanglah seorang yang tak asing baginya, Indah. Ia sendiri datang tanpa kawan. Dhani mengajaknya untuk masuk dan Alhamdulillah tiga orang lagi dari kaum hawa datang, sehingga Indah pun merasa tidak sendiri (walaupun ….).

Di kelas terjadilah proses pembelajaran mengenai kalam dan macam-macam kalimat yang dipimpin oleh sang guru (Dhani).
“Kalam itu susunan dari kata-kata (kalimat-kalimat) yang memiliki makna sempurna. Kalam disebut juga jumlah mufidah atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan kalimat sempurna. Kata (kalimat) itu sendiri adalah susunan huruf hijaiyah/arab, dapat pula terdiri dari satu huruf.”

“Kita mengenal kalimat isim, fi’il dan harf, dan iitulah macam-macam kalimah (kata). Kalimat isim yaitu kalimah yang menunjukkan makna pada dirinya dan tidak berkaitan  dengan waktu, dapat berupa kata benda, sifat, keterangan, dll. Fi’il adalah kalimah yang menunjukkan terjadinya  suatu perbuatan dan berkaitan dengan waktu tertentu (lampau, sekarang, atau akan datang). Sedangkan harf yakni kalimah yang hanya diketahui maknanya bila bersambung dengan kalimah lain (isim).”

Setelah materi selesai diberikan, Dhani bertanya kepada murid-muridnya apakah sudah mengerti atau belum. Setelahnya, ia memberikan latihan menggolongkan kalimah yang tersedia ke dalam 3 jenis kalimah tadi. Bacaan yang diambil adalah ayat al-Qur’an Surat al-Baqarah 10. Masing-masing murid mendapatkan giliran menuliskan 3 kalimat yang tersedia, lalu menggolongkannya. Semunya sudah paham, walaupun ada yang salah sedikit, tapi mungkin itu hanya salah menempatkan saja, hehe. Tidak seperti biasanya, sang guru merangkum materi yang sudah dijelaskannya.Dan di penghujung halaqoh, ia berkata kepada murid-muridnya:

“Silakan sediakan kertas sedikit saja, lalu tulislah kesan dan pesan untuk ASC ini serta apa harapan kalian mengikuti ASC ini!”

Tujuh menit berlalu menyusul kecepatan murid-murid menulis.
“Kholash (sudah selesai) …?”
“Kholash…Sudah… ” jawab beberapa murid yang aktif bercuap.
“Silakan dikumpulkan. Kita akhiri pertemuan kali ini. Hayya nakhtatim hadzal barnamij bi qiroatil hamdalah… ”
“Alhamdulillahhirobbil’aalamiin…” serempak murid-murid menjawab.
“Akhirul kalam , assalamu’alaikum warahmatullohi wabarokatuh…”
“Wa’alaikumussalam warahmatullohi wabarokatuh…”

« Begitulah cerita pendek pada kesempatan kali ini. Sangat menarik ! »
Tertulis dari 17 Juni berlanjut di 21 Juni 2013.
   


Tidak ada komentar: